Secara umum, filsafat ilmu pengetahuan
adalah sebuah upaya untuk memahami makna, metode, struktur logis dari ilmu
pengetahuan, termasuk juga didalamnya kriteria-kriteria ilmu pengetahuan.
Ada beberapa konsep yang digunakan
secara khsusu oleh seorang ilmuwan, tetapi tidak dianalisis oleh ilmuwan
tersebut. Misalnya, ilmuwan seringkali menggunakan konsep-konsep seperti
kausalitas, hokum, teori, dan metode. Dalam konteks ini, beberapa pertanyaan
muncul apa yang dimaksud dengan pertanyaan bahwa suatu peristiwa menyebabkan
peristiwa lainnya? Jadi, apakah yang dimaksud dengan hokum di dalam ilmu
pengetahuan? Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan itu berarti kita terlibat di
dalam analisis filsafat ilmu pengetahuan.
Selain itu, ada berbagai konsep lainnya
yang berbeda dari apa yang disebutkan sebelumnya, tetapi juga tidak menjadi
obyek analisis kritis dari ilmuwan. Ilmuwan seringkali menggunakan alat-alat
seperti skala, statistik, dan gelas kimia. Benda-benda ini adalah benda-benda
yang dapat diamati. Akan tetapi, ilmuwan juga menggunakan konsep-konsep yang
tidak dapat diamati secara harfiah, seperti lektron, ion, gen .
Kita saja mungkin mengajukan pertanyaan,
mengapa konsep-konsep ini harus dianalisis? Bukankah kita cukup menyerahkan hl
ini pada para ilmuwan yang telah memahami betul penggunaan konsep-konsep ini?
Memang, para ilmuwan telah mengetahui penggunaan konsep-konsep seperti electron
dan lainnya. Di kalangan para ilmuwan sendiri, kesepakatan tentang penggunaan
konsep-konsep khusus tersebut telah tercipta. Akan tetapi, seorang filsuf yang
mendedikasikan dirinya untuk ilmu pengetahuan tentu akan terganggu dengan
penggunaan konsep-konsep tersebut. Tidak ada satu pun orang di dunia ini yang
pernah melihat secara langsung partikel subatomic. Filsuf ilmu pengetahuan akan
bertanya, dapatkah konsep-konsep murni tersebut diacu secara inderawi dan
dengan demikian tidak menjadi klaim ekslusif para ilmuwan saja sehingga dapat
dicermati oleh banyak orang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar