Kamis, 15 Desember 2016

Pengertian dari Kebenaran


Susahnya mendefinisikan kebenaran, sebagiamana telah diuraikan pada penjelasan terdahulu, ibarat orang buta menjelaskan gajah. Ada orang buta mengatakan gajah itu panjang, karena yang ia sentuh adalah belalai gajah. Sementara temannya yang juga buta akan mengatakan bahwa gajah itu tipis dan lebar (menunjuk pada telinga gajah), bahkan ada pula orang buta yang mendefinisikan gajah itu lembek (merujuk pada kotoran gajah). Tentu masing-masing definisi tidak salah, namun juga tidak bisa dikatakan benar seratus persen. Kira-kira seperti itulah gambaran mendefinisikan pengertian kebenaran. Tiap ahli memaparkan ide tentang sudut pandang kebenaran termasuk bagaimana membuktikannya.
Secara etimologi (bahasa) kata “benar” mempunyai arti :
1.      Tidak salah, lurus, dan adil.
Contohnya dalam kalimat, “hitungannya benar”.
2.      Sungguh-sungguh, tidak bohong.
Contohnya salam kalimat, “ kabar itu benar”.
3.      Sesungguhnya, memang demikian halnya.
Contohnya dalam kalimat, “ benar ia tidak bersalah, tetapi ia terlibat perbuatan ini”.
4.      Sangat, sekali.
Contohnya dalam kalimat, “enak benar manga ini”.
            Sedangkan secara epistimologi (istilah), pengertian kebenaran dapat dilihat dari berbagai teori mengenai kebenaran, yang anatara lain (Suhartono Suparlan, 2007:93);
1.      Teori koherensi
Menurut teori ini suatu pengetahuan, teori, pernyataan, proposisi atau hipotesis dianggap benar bila ia sejalan dengan pengetahuan, teori, proposisi atau hipotesis lainnya, yakni kalu proposisi itu meneguhkan atau konsisten dengan sebelumnya. Jika “semua manusia pasti akan mati” adalah benar, maka “si A akan mati” adalah juga benar.
2.      Teori korespondensi
Suatu pernyataan adalah benar jika ia berhubungan dengan objek yang dituju oleh pernyataan itu. Contoh, “Jakarta adalah Ibu Kota Indonesia” adalah benar karena sesuai dengan fakta.
3.      Teori pragmatis
Suatu pernyataan dinilai benar jika konsekuensi dari pernyataan itu mempunyai kegunaan praktis bagi kehidupan manusia. Contoh, “memakai helm wajib bagi pengendara sepeda motor”, adalah benar karena pernyataan tersebut berguna dalam kehidupan praktis.
4.      Teori koherensi
Menurut teori ini sesuatu dianggap benar bila ia berkaitan dengan pernyataan sebelumnya yang sudah pasti benar. Misalnya, pernyataan bahwa “presiden di Indonesia tidak dapat dijatuhkan oleh parlemen” adalah benar karena bertalian dengan pernyataan sebelumnya, yakni “ Indonesia menganut sistem pemerintahan presidensial”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar