Kamis, 15 Desember 2016

Kebenaran Ilmiah dan Kebenara Non-Ilmiah


          Kebenaran yang diperoleh secara mendalam berdasarkan proses penelitian dan penalaran logika ilmiah. Kebenaran ilmiah ini dapat ditemukan dan diuji dengan pendekatan pragmatis, koresponden, dan koheren. Berbeda dengan kebenaran ilmiah yang diperoleh berdasarkan penalaran logika ilmiah, ada juga kebenaran karena faktor faktor non-ilmiah.
      Diantaranya kebenaran non-ilmiah adalah:
1.      Kebenaran karena kebetulan
Kebenaran yang didapat dari kebetulan dan tidak ditemukan secara ilmiah. Tidak dapat diandalkan karena kadang kita sering tertipu dengan kebetulan yang tidak bisa dibuktikan. Namun satu atau dua kebetulan bisa juga menjadi perantara kebenaran ilmiah, misalnya penemuan Kristal Urease oleh Dr.J.S.Summers.
2.      Kebenaran karena akal sehat (common sense)
Akal sehat adalah serangkaian konsep yang dipercayai dapat memecahkan masalah secara praktis. Kepercayaan bahwa hukuman fisik merupakan alat utama untuk pendidikan adalah termasuk kebenaran akal sehat ini penelitian Psikologi kemudia membuktikan hal itu tidak benar.
3.      Kebenaran agama dan wahyu
Kebenaran mutlak dan asasi dari Tuhan. Beberapa hal masih bisa dinalar dengan panca indra manusia, tapi sebagian hal lain tidak dank arena membutuhkan keyakinan (keimanan)
4.      Kebenaran intuitif
Kebenaran yang didapt dari proses luar sadar tanpa menggunakan penalaran dan proses berpikir. Kebenaran intuitif sukar dipercaya dan tidak bisa dibuktikan, hanya sering dimiliki oleh orang yang berpengalaman lama dan mendarah daging di suatu bidang. Contohnya adalah Mbah Marijan yang beberapa waktu lalu tidak mau diungsikan diri dari gunung merapi dengan alas an merapi tidak akan meletus. Kebenaran bahwa merapi tidak akan meletus didapat Mbah Marijan atas dasar instuisi.
5.      Kebenaran karena trial and error
Kebenaran yang diperoleh karena mengulang-ulang pekerjaan, baik metode, teknik, materi, dan parameter-parameter sampai akhirnya menemukan sesuatu. Memerlukan waktu lama dan biaya tinggi.
6.      Kebenaran spekulasi
Kebenaran karena adanya pertimbangan meskipun kurang matang dipikirkan secara matang. Dikerjakan dengan penuh resiko, relative lebih cepat, dan biaya lebih rendah daripada trial-error.
7.      Kebenaran karena kewibawaan
Kebenaran yang diterima karena pengaruh kewibawaan seseorang. Seseorang tersebut bisa ilmuwan, pakar atau ahli yang memeliki kompetensi dan otoritas dalam suatu bidang ilmu. Kadang kebenaran yang keluar darinya diterima begitu saja tanpa perlu diuji. Kebenaran ini bisa benar tapijuga bisa salah karena tanpa prosedur ilmiah.
8.      Kebenaran karena kekuasaan
Yaitu, sesuatu menjadi benar atau salah karena adanya intervensi kekuasaan. Contohnya adalah invasi Ameriak Serikat ke Irak, yang menjadi benar karena Amerika Serikat memiliki kekuasaan (power).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar