Kebenaran yang diperoleh secara
mendalam berdasarkan proses penelitian dan penalaran logika ilmiah. Kebenaran
ilmiah ini dapat ditemukan dan diuji dengan pendekatan pragmatis, koresponden,
dan koheren. Berbeda dengan kebenaran ilmiah yang diperoleh berdasarkan
penalaran logika ilmiah, ada juga kebenaran karena faktor faktor non-ilmiah.
Diantaranya
kebenaran non-ilmiah adalah:
1. Kebenaran
karena kebetulan
Kebenaran yang didapat dari
kebetulan dan tidak ditemukan secara ilmiah. Tidak dapat diandalkan karena
kadang kita sering tertipu dengan kebetulan yang tidak bisa dibuktikan. Namun
satu atau dua kebetulan bisa juga menjadi perantara kebenaran ilmiah, misalnya
penemuan Kristal Urease oleh Dr.J.S.Summers.
2. Kebenaran
karena akal sehat (common sense)
Akal sehat adalah serangkaian
konsep yang dipercayai dapat memecahkan masalah secara praktis. Kepercayaan
bahwa hukuman fisik merupakan alat utama untuk pendidikan adalah termasuk
kebenaran akal sehat ini penelitian Psikologi kemudia membuktikan hal itu tidak
benar.
3. Kebenaran
agama dan wahyu
Kebenaran mutlak dan asasi dari
Tuhan. Beberapa hal masih bisa dinalar dengan panca indra manusia, tapi
sebagian hal lain tidak dank arena membutuhkan keyakinan (keimanan)
4. Kebenaran
intuitif
Kebenaran yang didapt dari proses
luar sadar tanpa menggunakan penalaran dan proses berpikir. Kebenaran intuitif
sukar dipercaya dan tidak bisa dibuktikan, hanya sering dimiliki oleh orang
yang berpengalaman lama dan mendarah daging di suatu bidang. Contohnya adalah
Mbah Marijan yang beberapa waktu lalu tidak mau diungsikan diri dari gunung
merapi dengan alas an merapi tidak akan meletus. Kebenaran bahwa merapi tidak
akan meletus didapat Mbah Marijan atas dasar instuisi.
5. Kebenaran
karena trial and error
Kebenaran yang diperoleh karena
mengulang-ulang pekerjaan, baik metode, teknik, materi, dan parameter-parameter
sampai akhirnya menemukan sesuatu. Memerlukan waktu lama dan biaya tinggi.
6. Kebenaran
spekulasi
Kebenaran karena adanya
pertimbangan meskipun kurang matang dipikirkan secara matang. Dikerjakan dengan
penuh resiko, relative lebih cepat, dan biaya lebih rendah daripada
trial-error.
7. Kebenaran
karena kewibawaan
Kebenaran yang diterima karena
pengaruh kewibawaan seseorang. Seseorang tersebut bisa ilmuwan, pakar atau ahli
yang memeliki kompetensi dan otoritas dalam suatu bidang ilmu. Kadang kebenaran
yang keluar darinya diterima begitu saja tanpa perlu diuji. Kebenaran ini bisa
benar tapijuga bisa salah karena tanpa prosedur ilmiah.
8. Kebenaran
karena kekuasaan
Yaitu, sesuatu menjadi benar atau
salah karena adanya intervensi kekuasaan. Contohnya adalah invasi Ameriak
Serikat ke Irak, yang menjadi benar karena Amerika Serikat memiliki kekuasaan
(power).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar